Pantai Watunene dan Tebing Benteng Alaminya


Emang Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta mempunyai pantai yang unik dan punya ciri khasnya masing-masing, salah satunya pantai Watunene, sebuah pantai yang mempunyai tebing layaknya Benteng. Benteng yang melindungi Keindahan Pantai tersebut.

Pantai Watunene di sebelah barat pantai Seruni

Pantai Watunene merupakan pantai baru yang masih belum populer. Secara administrasi letaknya di Desa Tepus, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul atau lebih tepatnya disebelah barat  pantai Seruni dan di sebelah timur pantai Pantai Pok Tunggal. Karena letaknya berdekatan dan searah,  mengunjungi pantai Watunene bisa sekalian berkunjung ke Pantai Pok Tunggal dan Pantai Seruni. Masih belum mendapatkan info arti penamaan Pantai Watunene, tebakan saya sih Watunene merupakan nama tebing unik yang membentag mengelilingi pantai tersebut. Karena bentuk tebingnya unik seperti Pantai Dreamland di Bali, kami menyebutnya Pantai Watunene itu sebagai Pantai Dreamlandnya Jogja.

pertigaan dengan petunjuk jalan pantai seruni
Rute menuju Pantai Watunene dari Jogja cukup mudah, hanya saja kita harus membawa atau menyewa kendaraan  karena tidak ada transportasi umum untuk menuju ke Pantai Watunene. Rutenya Jogja � Jalan Wonosari � Bukit Bintang � Patuk � Rest Area dan Hutan Bunder � Kota Wonosari � Jalan Baron � Pertigaan Goa Ngingrong ambil kiri (petunjuk arah pantai Siung, Wediombo dll) � Ikuti Jalan tersebut dan ikuti petunjuk arah ke arah pantai sampai menemukan pertigaan dengan petunjuk ke arah pantai Pok Tunggal dan ikuti petunjuk tersebut- Ikuti jalan tersebut  sampai menemukan lagi Plang masuk Pantai Pok Tunggal dengan jalan cor blok � ikuti Jalan tersebut sampai menemukan pertigaan dengan  papan petunjuk ke Pantai Seruni � Ikuti jalan tersebut sampai di Parkiran Pantai Seruni � Dari Parkiran tinggal menaiki bukit disebelah barat, kita akan bisa melihat pemandangan Pantai Watunene dengan Benteng Tebingnya itu dari atas. Dari atas tebing menuju pantai Watunene turunnya harap berhati-hati karena kondisi jalan setapak dengan turunan agak curam dengan sampingnya adalah jurang.  Setelah berhasil menuruni jalan setapak yang curam tersebut sampailah kita di Pantai Watunene.
jalan turun tebingnya tahun 2014 silam :o
pemandangan dari Atas
Jika dilihat dari atas, pasir panta Watunene dari tanah ke arah laut tidak terlalu luas, namun saat sampai  di bawah, pasir pantainya ternyata cukup luas apalagi di pantai tersebut saat itu hanya ada kami bertiga dan salah satu warga setempat yang sedang istirahat di gubuk kecil di pinggir pantai. Pantai ini memiliki hamparan pasir yang memanjang dari ujung barat ke ujung timur, dan di ujung timur terdapat banyak tumpukan batuan putih mulus berkumpul di satu tempat. Keistimewaan dan ciri khas pantai ini yaitu tebing menjulang tinggi dan membentang mengelilingi Pantai Watunene layaknya sebuah benteng. Tebingnya juga unik, batuan yang menyusun tebing membentuk garis-garis yang indah untuk dinikmati. Di tebing tersebut juga tumbuh beberapa tanaman, semak belukar dan bisa terlihat ada juntaian akar-akar pohon yang menggantung.
Tebing unik dan gubuk kecil milik warga setempat


sumber air tawarnya
Di Pantai ini ternyata terdapat sumber mata air tawar seperti pantai Seruni yang persis ada di sebelah timurnya. Sumber airnya bukan berasal dari bawah tanah atau bawah pasir melainkan dari atas tebing yang jatuh setetes-tetes dan sebagian mengalir dari sela-sela tebing. Karena ada sumber air tersebut warga setempat membentuk suatu wadah di bawah tetesan sumber air tersebut sehingga bisa menampung air tawar yang sewaktu-waktu bisa digunakan untuk minum saat mereka sedang mencari lobster, rumput laut (suket) atau melintas di pantai Watunene. Saya sedikit membayangkan jika setetes air tersebut menjadi sebuah air terjun, pasti pantai ini akan menajdi primadona baru di Gunungkidul.

Pantai Watunene pantai yang saya bilang cukup alami, dan keberadaannya masih cukup nyaman untuk dikunjungi. Kadang pantai ini dipilih sebagai tempat untuk berkemah atau camping. Sayangnya untuk menikmati senja disini cukup sulit karena senjanya kadang terhalang oleh bukit yang menjulang tinggi sehingga untuk menikmati senja kita harus dari atas bukit.



Sekedar mengingatkan ketika mengunjungi tempat ini, sampah-sampah dari bekal yang kita bawa tidak dibuang sembarangan dan baiknya dibawa kembali karena tidak ada tempat sampah di pantai ini. Selamat mengunjungi pantai-pantai Gunungkidul :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penjelasan tentang MA-11 Atau Microbacter Alfaafa-11

9 Tempat Mandi Seru Dengan Suasana Alam Di Banyuwangi

Kesenian Mencak Sumping, Dusun Mondoluko Dan Kisah Dunia Persilatan Di Kabupaten Banyuwangi