Teduhan Pohon Jomblo Di Pantai Karangsewu, Gilimanuk, Bali
Mumpung sedang ada kegiatan di Gilimanuk, Bali, saya mencoba mencari pantai-pantai berdermaga lewat penuturan warga-warga setempat. Menurut mereka selain Pantai Teluk Rahasia atau Secret Bay, ada pantai berdermaga lagi bernama Pantai Karangsewu yang letaknya tidak terlalu jauh dari Pelabuhan Gilimanuk dan Secret Bay.
Pantai Karangsewu terletak di Br. Arum, desa Gilimanuk, Kec. Melaya, Kab. Negara. Pantai ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Bali Barat. Pantainya cukup unik, tanpa pasir hanya ada endapan lumpur yang mulai mengeras bagai karang atau mungkin karang-karang tertutup oleh lumpur sehingga keras menyerupai tanah. Mungkin sepanjang pantai tersebut terdapat tanah atau endapan lumpur yang menyerupai karang tersebut cukup banyak, pantai ini dinamakan Karangsewu.
perempatan pertama setelah masjid kanan jalan (jika dari pelabuhan) |
Rute Menuju Pantai KarangsewuPantai ini letaknya dekat sekali dari Pelabuhan Gilimanuk. Dari Pelabuhan Gilimanuk dapat berjalan kaki sekitar 2-3km ke arah selatan sampai melewati Mesjid di kanan jalan � Perempatan Pertama Ambil kiri � ikuti saja jalan tersebut sampai memasuki di padang rumput � Pantai Karangsewu.
padang rumput yg terlihat saat memasuki pantai karangsewu |
Padang Rumput di Pantai Karangsewu kerap kali dijumpai Sapi-sapi bali yang mirip sekali dengan Banteng Jawa yang bisa dilihat di Taman Nasional Alas Purwo. Sapi-sapi ini milik warga desa sekitar yang digembalakan di padang rumput sekitar pantai Karangsewu. Terlihat juga banyak Burung jenis tekukur yang terbang dan hinggap di dahan-dahan pohon, bahkan seringkali berada di padang rumput. Pantai Karang sewu merupakan daerah pertemuan air laut dengan muara sungai sehingga tidak aneh di tepian pantainya ditemukan jenis pohon mangrove.
Tidur di bawah Pohon "Bidara" Jomblo |
Keunikan Pantai Karangsewu tidak hanya itu, terdapat pula pohon bidara yang menyendiri (nampaknya Jomblo) di tepian pantainya, dahannya berbentuk payung meneduhkan siapa saja yang berteduh disana. Saya duduk di bawah dahannya, bersandar di batang pohonnya. Sejuk sekali rasanya beda jika saya berdiri tidak di bawah dahan pohon ini. Apalagi angin sepoi-sepoi dari teluk Gilimanuk masuk melewati pohon ini. Suara daun pohon bidara yang saling bergesekan karena angin tersebut bagaikan alunan musik merdu. �Ah, Sayang engkau tak duduk di sampingku kawan, wohoho~�.
Dermaga yg bisa bikin galau :D |
Sebelum mata makin sayup mengantuk terbawa suasana nyaman, saya bangkin menuju dermaga kayunya. Pemandangan yang cukup syahdu terlihat bukit kawasan Taman Nasional Bali Barat, Hutan Mangrove dan Muara Sungainya serta pegunungan daerah pemuteran yang samar-samar terlihat saat cerah. Kalau dilihat-lihat dan dihayati seksama, berada dermaga ini cukup berbahaya saat sepi karena bisa saja membangkitkan kenangan-kenangan masa lalu. Karena tidak cukup kuat saya tidak terlalu lama berada di atas dermaga.
Anak-anak kampung setempat, berani bgt mereka :D |
Langit mulai menunjukan waktu sore, saya pun memilih kembali menuju Banyuwangi. Dan saat menyebrang, berada di tengah selat bali berpapasan dengan waktu senja, sekilas teringat lagu Lembayung senja di langit Bali.
~ Menatap lembayung di langit Bali dan kusadari betapa berharga kenanganmuuuuu �. ~
Komentar
Posting Komentar