Budidaya Sawi Sekala Menengah Dan Berkelanjutan
Sawi adalah jenis sayuran yang bisa biasa hidup di tataran yang mempunyai ketinggian antara 1200 meter dpl, tanaman sayuran sawi sendiri bisa hidup pada dataran panas ataupun sejuk , namun umumnya petani menanam sawi pada ketinggian dataran antara 100 sampai 50 meter dpl.
Ada beberapa penyebutan nama dari sayuran sawi ini ada yang menyebut Chaisin ataupun sawi namun pada dasarnya hampir sama walaupun ada berbagai jenis sawi yang sudah di kembangkan di Indonesia ini.
Sawi atau chaisin adalah jenis sayuran yang sangat tahan terhadap cuaca lembab sehingga pada musim-musim hujan kita bisa menanam sawi tanpa takut akan sayuran sawi yang membusuk karena terkena cuaca hujan. Meskipun budidaya sawi pada umumnya tergolong mudah namun kita harus tahu tahapan agar budidaya sawi bisa berhasil.
Cara Budiaya Sayuran Sawi
Untuk melakukan budidaya sayuran sawi tidak jauh berbeda dengan proses budidaya tanaman lain seperti semangka, melon, gubis, dan lain sebagainya mungkin perbedaannya yang Nampak adalah proses perawatanya dan pemberian beberapa pupuk yang harus di sesuikan dengan takaran yang pas, untuk memulai budidaya sayuran sawi di perlukan beberapa tahapan- tahapan sebagai berikut :
1. Pemilihan benih sawi
Pemilihan benih sawi adalah syarat mutlak untuk di lakukan agar proses budidaya tidak sia-sia, kebanyakan untuk orang yang masih awam dalam penanaman mereka memilih benih seadanya dan sering menggunakan bani yang di dapat dari proses penamanan sebelumnya, padahal cara seperti ini sangat beresiko sawi akan tertular virus dari tanaman sebelumnya, lalu bagaimana kita memilih benih yang biak.
Agar tidak beresiko sebaiknya belilah di toko pertanian terdekat di sana anda bisa membeli benih yang sudah di kemas sedemikian hingga sehingga kita tidak perlu repot-repot untuk membuatnya selain itu benih yang di beli dari toko pertanian biasanya kualitasnya lebih terjamin dari pada benih buatan sendiri.
2. Penyemaian bibit
Penyemaian adalah tahapan ke dua dalam proses penanaman benih sawi, tujuan penyemaian salah satunya adalah agar perkecambahan lebih cepat tumbuh.
Pada proses perkecambahan tanaman akan sangat sensitive terhadap sinar matahari dan lokasi ada saat penyemaian harus lembab dan tertutup jangan terkena sinar matahari secara langsung , berbeda dengan kita menanamnya langsung di lahan tingkat pertumbuhan akan lebih kecil karena cuaca yang cukup panas bila di tanam langsung di lahan.
Untuk proses penyemaian kita bisa menggunkan media campuran dari tanah dan kotoran hewan yang di campur menjadi satu, bisa d I letakkan di dalam polibek, pot atau di lokasi yang teduh dan terhindar dari predator yang sewaktu-waktu bisa merusak tanaman.
Sebelum melalukan penyemaian lakukan perendaman benih biji tanaman yang akan di semai dengan menggunakan air hangat kuku lebih kurang 2 jam setelah itu baru di tabor ke lokasi penyemaian.
3. Pengolahan lahan
Setelah sawi tumbuh dan mengelurakan 4 daun tetap setidaknya 1 minggu sebelum pemindahan di lahan, lahan tersebut harus sudah di persiapkan terlebih dahulu, pengolahan lahan bisa di lakukan dengan cara di bajak atau di cangkul dengan pembuatan bedengan dengan jarak bedengan ataran 1 dengan bedengan 1 nya adalah 2 cm dan lebar bedengan 50 cm setelah bedengan selesai di buat taburkan pupuk kandang di atasnya sampai rata dan setelah itu diamkan setidaknya 1 minggu agar pupuk kandang bisa terserap di tanah dengan sempurna.
Setelah 1 minggu usai tanaman bisa di tanam di lahan dengan 2 alur dalam 1 bedengan di beri jarak 2 -3 cm atau bisa di sesuikan, proses penamanan bisa dengan cara melubangi tanah dan masukkan bibit ke dalam tanah dan timbun kembali dengan tanah.
3. Perawatan
Untuk perawatan kita bisa melakukan pemupukan 1 minggu setelah masa tanam dengan menggunakan pupuk NPK atau juga menggunakan pupuk kandang yang sudah mengering yang di taburkan ke lokasi tanaman, penyiangan sangat penting di lakukan dengan membersihkan rumput dengan cangkul.
Komentar
Posting Komentar