Mengenang Masa Lalu Di Pasar Jajanan Khas Osing - Desa Kemiren, Banyuwangi
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Jajanan pasar selalu menarik perhatian saya setiap kali singgah di suatu tempat. Kali ini saya berkunjung ke Desa Kemiren, Kabupaten Banyuwangi yang merupakan tempat tinggal dari Suku Osing, suku asli Banyuwangi . Di Desa Kemiren terdapat pasar yang didalamnya hanya menjual makanan-makanan siap santap saja. Uniknya makanan yang dijajakan adalah makanan dan jajanan pasar khas Suku Osing, beberapa diantaranya merupakan makanan yang susah dicari di pasar-pasar tradisional Banyuwangi.
Pasar tersebut disebutnya Pasar Jajanan Khas Osing. Pasar tersebut baru launching atau dibuka tanggal 26 Januari 2018 kemarin. Pasar ini buka tiap hari Minggu dari mulai pagi hari hingga jam 10.00 atau makanan yang dijajakan sudah habis terjual. Pasar ini letaknya berada di sebuah gang di Desa Kemiren yang lebarnya hanya sekitar 2-2,5 meter. Gang kecil tersebut berada di samping kantor Kelurahan Desa Kemiren dan tembus ke jalan utama desa dekat Kolam Renang dan Penginapan Desa Wisata Osing.
Rute Menuju Pasar Jajanan Khas Osing, Desa Kemiren
gapura desa kemiren
Rute menuju Pasar Jajanan Khas Osing Desa Kemiren dari kota Banyuwangi cukup mudah, kalian tinggal arahkan kendaraan menuju ke Lampu Lalu Lintas Perliman Banyuwangi, lalu ambil ke arah barat atau ke Jalan Jaksa Agung Suprapto � ikuti jalan tersebut melewati lampu lalu lintas � rel kereta api � hingga bertemu pertigaan patung Barong � ambil lurus, ikuti jalan sampai memasuki Desa Kemiren lalu di kanan jalan akan ada kantor Kelurahan Desa Kemiren. Sesampainya disana, parkirlah kendaraan dengan rapi. Jika bingung, jangan malu bertanya pada warga setempat ya.
uang kunonya
Unik, memasuki pasar ini ternyata kita diharapkan untuk menukar uang yang kita pakai dengan Koin Kuno. Uang kuno yang satu koinnya senilai Rp 2.500 ini nantinya dijadikan sebagai alat tukar dan pembayaran untuk membeli Jajanan di pasar ini. Setahu saya, cara ini awalnya diterapkan pada Pasar Papringan, Temanggung, Jawa Tengah yang merupakan pelopor dari berdirinya pasar-pasar kekinian di berbagai daerah. Konsep menggunakan koin khusus ataupun koin kuno sebagai alat tukar memberi daya tarik sendiri. Selain seperti merasakan kembali ke masa-masa lampau, koin ini bisa mempermudah proses pembelian, penjual tidak lagi susah mencari kembalian.
gang kecil yang merupakan pasar jajanan khas osing
Memasuki gang pasar jajanan khas osing, nuansa desa cukup kerasa sekali. Banyak orang yang bercakap2 dengan bahasa jawa, juga beberapa bahasa yang tidak bisa dimengerti, katanya itu adalah bahasa Osing. Makin ke tengah terdengar suara musik bambu yang dimainkan oleh sekelompok pemuda Pokdarwis Desa Kemiren, mereka memainkan gending-gending banyuwangi. suara musiknya seakan membawa larut dalam suasana desa Kemiren lebih dalam. Di gang tersebut terdapat rumah modern, juga beberapa rumah khas suku osing yang masih bertahan. Penjual makanannya pun berdandan dengan pakaian adat osing, kebaya hitam, berjarik batik. Setiap saya arahkan kamera ke mereka, spontan mereka tersenyum malu, kadang pura-pura tidak sadar namun akhirnya tertawa karena digoda oleh pembeli lainnya. �mbok senyum loh, masuk Koran nanti, bisa masuk Tipi�. Beberapa mbah yang saya foto pun juga bertanya �masuk ke tv apa mas (dalam bahasa jawa)�.
Gulali Jawa terbuat dari Gula Kelapa
Kucur dan Apem Contong
Uceng-uceng
Lupis dan Lanun menjadi satu kesatuan
Makanan disini unik-unik, bahkan beberapa tidak ditemukan di pasar tradisional di daerah Banyuwangi. Beberapa makanan khas osing yang sudah familiar adalah Pecel Pitik, Kucur (Cucur kalau di daerah Jawa Tengah, Jawa barat, Jakarta), dan Lupis. Sisanya masih terlihat asing di mata saya. Cenil yang saya kenal ternyata berbeda, di desa kemiren makanan cenil bentuknya ditusuk seperti sate, dengan warna-warni yang sama dengan daerah lain namun karena modelnya seperti satejadi menarik perhatian terutama anak-anak. Adalagi makanan berbentuk seperti kerang bernama Apem Contong. Biasanya apem berbentuk bulat, namun disini berbentuk kerucut dan terlihat seperti keong atau bekicot. Penyajian lupis pun berbeda, disini lupis disajikan dengan lanun ditaburi parutan kelapa dan gula aren. Di ujung barat terdapat penjual makanan Sawit. Makanan sawit ini berupa makanan manis yang berbahan dasar singkong yang dicacah atau dipotong pemanisnya berasal dari gula aren. Selain makanannya beragam, disini juga ada berbagai minuman seperti Dawet, Air Tebu, Air Nira Aren, dan Kopi Kemiren.
Sate Cenil
Nira Aren
Sawit
Sayangnya, selama 3 hari Pembukaan Pasar Jajanan Khas Osing ini banyak dari pengunjung masih belum menggunakan alat tukar koin kuno. Mungkin perlu adanya papan informasi atau spanduk yang menjelaskan tata cara transaksi di pasar jajanan khas osing ini. Mungkin juga perlu adanya reward atau hadiah bagi penjual yang menggunakan koin kuno sebagai alat transaksi.
Trio Sepuh Desa
Bagi saya, mengunjungi pasar jajanan khas osing di desa Kemiren ini selain pengetahuan akan jenis makanan khas osing bertambah, juga membuat saya teringat masa lalu, ketika ikut Ibu ke sebuah pasar, membantu membawa belanjaannya, sebelum pulang ke rumah kami mampir di sebuah tempat yang menjajakan jajanan pasar. saya ingat, jajanan yang biasa saya ambil adalah kue kedua kalinya, imajinasi saya membayangkan kembali ke masa lampau, dimana penjual dan pengunjung pasarnya nanti menggunakan pakaian-pakaian Jawa di era jaman kerajaan nusantara, transaksi dengan koin-koin kuno dan percakapan2 dengan bahasa lampau, �Kisanak, ada urusan apa kau kemari� :D
Tertarik mengunjungi Pasar Jajanan Khas Osing ini, datang ya di Hari Minggu Pagi. Habis jajan dan berbelanja bisa lanjut berenang di Air terjun Jagir :D
Mungkin belum bayak yang tahu apa Itu MA-11, pertama kali saya menulis tentang Cara Pembuatan Pupuk N.P.K Organik yang di dalamnya ada campuran MA-11 sebagai bahan-bahan utamanya banyak yang bertanya dan ternyata banyak juga yang belum mengetahuinya tentang MA -11 ini. Sebenarnya MA-11 tidak jauh berbeda dengan MOL/POC yang sering di gunakan untuk fermentasi dalam pembuatan pupuk organik namun penggunaan MA -11 tentu memiliki keunggulan tersendiri di banding pupuk pada umumnya. Kandungan MA -11 bahan utamanya berasal dari negara iran yaitu tanaman yang bernama alfaafa, itulah mengapa bahan ini di namakan Microbacter Alfaafa, pertama kali di kembangkan oleh Bapak Nugroho. Pada mulanya tanaman ini mulai di kembangkan di negara taiwan oleh bapak Nugroho namun karena perbedaan iklim yang cukup jauh berkali-kali tanaman ini tidak bisa tumbuh, dan setelah proses pengerjaan proyek itu bapak Nugroho mencoba mengembangkan tanaman ini di indonesia. Tanaman yang banyak manfaatnya ini di kenal di
Bosen ga mandi di ruangan? Apalagi suasana dan gerakannya gitu-gitu ajakan. Belakangan ini tiap berpergian selalu bawa handuk dan pakaian ganti. Yah buat jaga-jaga aja, kalau nemu sungai atau sumber air yang jernih untuk main air bahkan memutuskan untuk mandi di sana. Berdomisili di Banyuwangi ini menyenangkan, banyak alam yang masih asri dan terjaga, sungai-sungai dan sumber air dijaga benar-benar. Apalagi melihat batas barat dan utara Banyuwangi dikelilingi benteng pegunungan Raung-Suket- Ranti- Merapi Ungup-ungup (ada yang menyebutnya pegunungan Ijen Purba) sehingga sambil mandi bisa menikmati alam sekitar yang mememiliki pemandangan yang menarik. Ada 9 (sembilan) tempat mandi di alam Banyuwangi dengan pemandangan yang menawan untuk dikunjungi. 1. Air Terjun Jagir Air terjun ini terletak di Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah. Secara letak cukup dekat dengan kota dan jika kita turun dari Kawah Ijen menuju ke kota Banyuwangi bisa sekalian mampir karena letaknya searah (lewat rute p
Mencak Sumping Rasanya seperti berada dalam suasana film kolosal dunia persilatan Indonesia seperti film wiro sableng, Jaka Tarub, Si Buta Dari Goa Hantu, dimana para pesilat dan pendekar hadir dalam satu tempat, duduk di meja panjang yang menghidangkan hidangan jajanan desa. Beberapa pendekar meletakan senjatanya diatas meja-meja tersebut. Senjata di atas meja :D Suasana tersebut terasa dalam Acara Mencak Sumping yang merupakan acara puncak dari Syukuran Dusun Mondoluko, Desa Taman Suruh, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. Mencak Sumping merupakan salah satu Kesenian Pencak Silat (Mencak) asli Indonesia yang sudah melekat erat dalam kehidupan Suku Osing terutama di dusun Mondoluko. Saya rasa nama dusun Mondoluko kesannya cukup Kolosal, ternyata mempunyai arti unik. Berasal dari dua suku kata yaitu Edo dan Luko. Edo yang artinya Ratu dan Luko artinya Tatu atau Luka, jika digabungkan Ratu yang terluka. Saya kurang paham siapa yang dimaksud dengan ratu, namun munculnya mencak silat di daer
Komentar
Posting Komentar